Rabu, 23 November 2011

Perolehan Medali SEA GAMES 26th


Negara



Total
Indonesia
170
147
136
453
Thailand
105
94
118
317
Vietnam
96
90
100
286
Malaysia
59
48
77
184
Singapore
42
45
73
160
Philippines
36
56
77
169
Myanmar
16
27
34
77
Laos
9
12
36
57
Cambodia
4
11
24
39
Timor Leste
1
1
6
8
Brunei
0
4
7
11
Total
537
534
688
1759


Sumber : http://amriawan.blogspot.com/2011/11/perolehan-medali-sea-games-2011-hari-ke_21.html

Minggu, 20 November 2011

RAIH EMAS BERSAMA INDONESIA



            Selasa (15/11), Indonesia menang 3-1 atas Malaysia. Keberhasilan Tim Merah Putih bulu tangkis beregu putra meraih emas pada ajang SEA Games 2011. Istora Gelora Bung Karno, dipenuhi ribuan penonton. Simon Santoso yang menggantikan Taufik Hidayat melawan Daren Liew di partai pertama. Tampil sebagai tunggal pertama membuat Simon harus berjuang keras sebelum bisa memastikan kemenangan. Sempat tertinggal, Simon akhirnya mampu menutup pertandingan dengan skor 22-20. Di game kedua, Simon mampu memimpin ritme pertandingan. Tidak seperti game pertama, Simon mampu keluar dari tekanan. Tanpa banyak kesulitan, Simon menang 21-12.
Di partai kedua, pasangan Bona Septano/Mohammad Ahsan gagal menyumbangkan angka. Menghadapi Lim Khim Wah/Goh Wei Shem, Bona/Ahsan kalah dalam pertarungan rubber game. Di game pertama, pasangan Indonesia tidak mampu mengimbangi permainan lawan dan menyerah 18-21. Di game kedua, permainan Bona/Ahsan berkembang lebih baik. Ganda Malaysia sendiri sering melakukan kesalahan dan memberikan angka bagi pasangan Indonesia yang akhirnya menang 21-15. Game ketiga, pertarungan berlangsung sangat ketat. Kedua pasangan silih berganti merebut angka. Terlihat gerakan Goh wei Shem yang mengangkat tangan untuk memancing emosi penonton. Namun ganda Indonesia harus mengakui keunggulan lawan dengan angka 23-25.
Di partai ketiga, Tommy Sugiarto melawan Mohamad Arif. Malaysia sempat menyimbangi dengan kedudukan seri atas menangnya Lim Khim Wah/Goh Wei Shem. Mohamad Arif pun menjadi lebih percaya diri dalam pertandingan. Pada game pertama, Tommy dengan mudahnya menutup pertandingan dengan skor 21-13. Game kedua, nampaknya Arif telah berhasil memberikan tekanan terhadap Tommy. Pertarungan sengit terjadi dalam game kedua, perjuangan-perjuangan keras mereka tampilkan. Namun, Arif pun harus mengakui keunggulan Tommy dengan skor 21-17.
Tim Merah Putih unggul 2-1 setelah tunggal kedua Indonesia mengalahkan tunggal kedua Malaysia. Kemenangan Indonesia akhirnya ditentukan di partai keempat. Nampaknya ganda kedua Indonesia ini tak ingin mengulangi kesalahannya dalam pertandingan semi final yang dikalahkan oleh Thailand. Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan menghentikan perlawanan pasangan Mak Hee Chun/Ong Soon Hock dengan skor 21-10 dan 21-14.

(Sumber : RCTI, Selasa 15 November 2011/15.00-19.30 WIB)

Sabtu, 15 Oktober 2011

KOMIKUS :)


Nah, ketemu lagi deh sama saya J..
Setelah membaca postingan keempat, pasti pada penasarankan sama postingan kelima saya?
Okeey langsung aja ya J..

©      Peralatan Membuat Komik
Wah, sudah banyak nih pengetahuan yang kita memiliki sekarang.. Hmmm, saya kira, sudah ga ada lagi yang bisa saya kupas tentang komik, ternyata masih banyak lagi kawaaan.. Pengetahuan kita tentang komik itu masih sangat sedikit..hmmm, ayooo..kita perdalam wawasan kita J.
Dalam postingan kelima sayaa…kita akan membahas tentang peralatan apa saja yang digunakan komikius..siapa tahu aja diantara kalian ada yang ingin jadi KOMIKUS :D…
Seorang seniman menggunakan berbagai pensil, kertas, biasanya papan Bristol dan tinta tahan air. Ketika tinta, banyak seniman lebih suka menggunakan Winsor & Newton Seri 7, # 3 kuas sebagai alat utama, yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan sikat lainnya, pena celup, pena dan / atau berbagai macam teknis pena atau spidol. Mekanikal tints dapat digunakan untuk menambahkan nada abu-abu untuk gambar. Seorang seniman bisa melukis dengan akrilik, guas, cat poster atau cat air. Warna juga dapat dicapai melalui krayon, pastel atau pensil warna.
Penghapus, penggaris, template, mengatur kotak dan membantu T-persegi dalam menciptakan garis dan bentuk. Sebuah meja gambar memberikan permukaan bekerja siku dengan lampu kadang-kadang melekat pada meja. Sebuah kotak cahaya memungkinkan seniman untuk melacak bekerja pensil ketika tinta, memungkinkan untuk selesai looser. Pisau dan pisau bedah mengisi berbagai kebutuhan, termasuk papan memotong atau menggores dari kesalahan. Sebuah tikar pemotongan bantuan pemangkasan kertas. Proses putih adalah bahan buram putih tebal untuk menutupi kesalahan. Pita perekat dan membantu komposit foto dari sumber yang berbeda. Komputer dihasilkan komik.
Komputer secara dramatis mengubah industri, dan hari ini banyak kartunis dan ilustrator membuat ilustrasi digital menggunakan komputer, tablet grafis dan scanner. Seni digital telah menggantikan gambar tradisional pena dan tinta pada peningkatan jumlah buku-buku komik dan strip. Beberapa ilustrator melakukan sketsa pensil, scan dan kemudian menggunakan program software yang berbeda untuk menjalankan seni selesai, memperbesar bagian gambar untuk detail pekerjaan dekat. Untuk membuat buku komik meliputi, Jim McDermott transfer gambar ke komputer lukisan dan kemudian mengembangkan digital, dan Dave McKean juga telah menggabungkan metode tradisional dan digital.
Pada tahun 1998, Pete Nash ditampilkan sepenuhnya digital karya seni di strip komik Penyerang untuk The Sun. [57 Komputer] yang sekarang banyak digunakan baik untuk mewarnai dan huruf, memaksa beberapa letterers buku komik untuk mencari tempat lain untuk kartunis work. Snuffy Fred Smith Lasswell, suatu penemu produktif dan adopter awal teknologi baru, adalah salah satu kartunis email pertama komik strip untuk King Features Syndicate dan juga memelopori penggunaan huruf yang dihasilkan komputer. Pada komik strip Blondie, teknologi komputer memungkinkan penulis Dean Young, kartunis John Marshall dan asisten Frank seni Cummings untuk berkolaborasi walaupun mereka tinggal di tiga negara yang berbeda.

Wah, wah, wah.. ga ngangka yaa..ternyata banyak banget macam-macam peralatan Komikus..dari yang mulai tradisional sampai yang canggihnya ga ketulungan hehehehehe J.. Boleh nih, dicoba dari mulai yang tradisional sampai yang tercanggih..paling nyaman yang dipake yang mana yaaa?..
Okeey, sekarang pengetahuan komik kita sudah bertambah, jadi yaa..bilang I©KOMIK..udah sangat terlalu terbiasaaaa.. J
Kayaknya segini dulu deh..postingan kelima dan jangan lupa untuk membaca postingan berikutnya yaa J..
Bye bye..have a good day J..

I LOVE COMICS


Nah, ketemu lagi deh sama saya J..
Setelah membaca postingan ketiga, pasti pada penasarankan sama postingan keempat saya?
Okeey langsung aja ya J..

©      Aliran Komik
Nah, kita telah mengenal pengertian komik dan sejarah perkembangan komik di Indonesia, tentunya masih banyak lagi yang belum kita ketahui kawan.. Ternyata di Indonesia, komik terdapat 4 aliran, yaitu Aliran Amerika, Aliran Jepang, Komik Independen dan Komik Internet..
Wah, waah..lumayan banyak juga yaa versi komik di Negara kitaa??
Penasaran tentang aliran-aliran tersebut? Tenang aja, jangan kemana-kemana ya kawan..karena di sini akan kita kupas tuntas bersama J.

©      Aliran Amerika
Komikus yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya mereka pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya Amerika antara lain Donny Kurniawan dan Alfa Roby

©      Aliran Jepang
Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di Internet. Beberapa situs seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah: Anthony Ann (Sentimental Amethyst), Anzu Hizawa, Is Yuniarto dan John G.Reinhart.