Sabtu, 15 Oktober 2011

KOMIKUS :)


Nah, ketemu lagi deh sama saya J..
Setelah membaca postingan keempat, pasti pada penasarankan sama postingan kelima saya?
Okeey langsung aja ya J..

©      Peralatan Membuat Komik
Wah, sudah banyak nih pengetahuan yang kita memiliki sekarang.. Hmmm, saya kira, sudah ga ada lagi yang bisa saya kupas tentang komik, ternyata masih banyak lagi kawaaan.. Pengetahuan kita tentang komik itu masih sangat sedikit..hmmm, ayooo..kita perdalam wawasan kita J.
Dalam postingan kelima sayaa…kita akan membahas tentang peralatan apa saja yang digunakan komikius..siapa tahu aja diantara kalian ada yang ingin jadi KOMIKUS :D…
Seorang seniman menggunakan berbagai pensil, kertas, biasanya papan Bristol dan tinta tahan air. Ketika tinta, banyak seniman lebih suka menggunakan Winsor & Newton Seri 7, # 3 kuas sebagai alat utama, yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan sikat lainnya, pena celup, pena dan / atau berbagai macam teknis pena atau spidol. Mekanikal tints dapat digunakan untuk menambahkan nada abu-abu untuk gambar. Seorang seniman bisa melukis dengan akrilik, guas, cat poster atau cat air. Warna juga dapat dicapai melalui krayon, pastel atau pensil warna.
Penghapus, penggaris, template, mengatur kotak dan membantu T-persegi dalam menciptakan garis dan bentuk. Sebuah meja gambar memberikan permukaan bekerja siku dengan lampu kadang-kadang melekat pada meja. Sebuah kotak cahaya memungkinkan seniman untuk melacak bekerja pensil ketika tinta, memungkinkan untuk selesai looser. Pisau dan pisau bedah mengisi berbagai kebutuhan, termasuk papan memotong atau menggores dari kesalahan. Sebuah tikar pemotongan bantuan pemangkasan kertas. Proses putih adalah bahan buram putih tebal untuk menutupi kesalahan. Pita perekat dan membantu komposit foto dari sumber yang berbeda. Komputer dihasilkan komik.
Komputer secara dramatis mengubah industri, dan hari ini banyak kartunis dan ilustrator membuat ilustrasi digital menggunakan komputer, tablet grafis dan scanner. Seni digital telah menggantikan gambar tradisional pena dan tinta pada peningkatan jumlah buku-buku komik dan strip. Beberapa ilustrator melakukan sketsa pensil, scan dan kemudian menggunakan program software yang berbeda untuk menjalankan seni selesai, memperbesar bagian gambar untuk detail pekerjaan dekat. Untuk membuat buku komik meliputi, Jim McDermott transfer gambar ke komputer lukisan dan kemudian mengembangkan digital, dan Dave McKean juga telah menggabungkan metode tradisional dan digital.
Pada tahun 1998, Pete Nash ditampilkan sepenuhnya digital karya seni di strip komik Penyerang untuk The Sun. [57 Komputer] yang sekarang banyak digunakan baik untuk mewarnai dan huruf, memaksa beberapa letterers buku komik untuk mencari tempat lain untuk kartunis work. Snuffy Fred Smith Lasswell, suatu penemu produktif dan adopter awal teknologi baru, adalah salah satu kartunis email pertama komik strip untuk King Features Syndicate dan juga memelopori penggunaan huruf yang dihasilkan komputer. Pada komik strip Blondie, teknologi komputer memungkinkan penulis Dean Young, kartunis John Marshall dan asisten Frank seni Cummings untuk berkolaborasi walaupun mereka tinggal di tiga negara yang berbeda.

Wah, wah, wah.. ga ngangka yaa..ternyata banyak banget macam-macam peralatan Komikus..dari yang mulai tradisional sampai yang canggihnya ga ketulungan hehehehehe J.. Boleh nih, dicoba dari mulai yang tradisional sampai yang tercanggih..paling nyaman yang dipake yang mana yaaa?..
Okeey, sekarang pengetahuan komik kita sudah bertambah, jadi yaa..bilang I©KOMIK..udah sangat terlalu terbiasaaaa.. J
Kayaknya segini dulu deh..postingan kelima dan jangan lupa untuk membaca postingan berikutnya yaa J..
Bye bye..have a good day J..

I LOVE COMICS


Nah, ketemu lagi deh sama saya J..
Setelah membaca postingan ketiga, pasti pada penasarankan sama postingan keempat saya?
Okeey langsung aja ya J..

©      Aliran Komik
Nah, kita telah mengenal pengertian komik dan sejarah perkembangan komik di Indonesia, tentunya masih banyak lagi yang belum kita ketahui kawan.. Ternyata di Indonesia, komik terdapat 4 aliran, yaitu Aliran Amerika, Aliran Jepang, Komik Independen dan Komik Internet..
Wah, waah..lumayan banyak juga yaa versi komik di Negara kitaa??
Penasaran tentang aliran-aliran tersebut? Tenang aja, jangan kemana-kemana ya kawan..karena di sini akan kita kupas tuntas bersama J.

©      Aliran Amerika
Komikus yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya mereka pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya Amerika antara lain Donny Kurniawan dan Alfa Roby

©      Aliran Jepang
Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan berkembangnya komunitas di Internet. Beberapa situs seperti julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah: Anthony Ann (Sentimental Amethyst), Anzu Hizawa, Is Yuniarto dan John G.Reinhart.

I LOVE COMIC

Nah, ketemu lagi deh sama saya J..
Setelah membaca postingan kedua, pasti pada penasarankan sama postingan ketiga saya?
Okeey langsung aja ya J..
Lanjutan 4 Generasi Sejarah Perkembangan Komik
©      Generasi 1960-1970an
Adapatasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya. Karena itu penerbit seperti Melodi dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya.
R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan, terdapat pionir-pionir komikus berketrampilan tinggi seperto Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and Harris, artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat Sumatra yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun 1960an hingga 1970an.
Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa, dan Tiongkok. Sebagian besar memanfaatkan majalah dan koran sebagai medianya, meskipun beberapa karya seperti Majapahit oleh R.A. Kosasih juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam bentuk buku. Tema yang banyak muncul adalah pewayangan, superhero, dan humor-kritik.

©      Generasi 1990 sampai sekarang
Ditandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan.
Selain itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda. Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga).

Okeey, sekarang pengetahuan komik kita sudah bertambah, jadi yaa..bilang I©KOMIK..udah terbiasaaaa.. J
Kayaknya segini dulu deh..postingan ketiga dan jangan lupa untuk membaca postingan yang keempat yaa J.. masih tentang KOMIK kok J
Bye bye..have a good day J..

I LOVE KOMIK


Nah, ketemu lagi deh sama saya J..
Setelah membaca postingan pertama, pasti pada penasarankan sama postingan kedua saya?
Okeey langsung aja ya J..

©      Sejarah Komik Indonesia
Nah, setelah kita tahu pengertian Komik Indonesia..kita lanjutkan dengan sejarah komiknya. Didalam sejarah ini perkembangan komik dibagi menjadi 4 generasi, yaitu generasi 1930an, generasi 1940-1950an, generasi 1960-1970an dan yang terakhir 1990 sampai sekarang..
Dalam postingan kedua saya, kita akan membahas 2 generasi dahulu dan dilanjutkan pada postingan ketiga J..

©      Generasi 1930an
Pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik (Boheff). Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On, seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly.
Sementara itu di Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

©      Generasi 1940-1950an
Sekitar akhir tahun 1940an, banyak komik-komik dari Amerika yang disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang, mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salah seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. 

Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon.

Okeey, sekarang pengetahuan komik kita sudah bertambah, jadi yaa..bilang I©KOMIK..udah biasaaaa.. J
Kayaknya segini dulu deh..postingan kedua dan jangan lupa untuk membaca postingan yang ketiga yaa J.. masih tentang KOMIK kok J
Bye bye..have a good day J..